Wisata religi Masjid Tuo Kambing menjadi destinasi yang harus kamu kunjungi, terutama bagi umat muslim. Bukan hanya menarik karena termasuk masjid paling lama, melainkan ada banyak nilai sejarah bisa ditemui di sini.
Masjid ini disebut juga dengan nama Nurul Huda, terletak di, Gampong Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan. Salah satu keunikan yang bisa didapatkan disini adalah tiang penyangganya.
Dimana diantara empat tiang, satu diantara sering mengeluarkan air, sehingga masyarakat sekitar membuatkannya penampungan. Menurut cerita rakyat yang berkembang, ada dua versi mengenai pembangunan tempat ibadah ini.
Pertama didirikan oleh Tgk Ali Basyah atau Teuku Aceh dimana kepemimpinannya di Keujruen kluet atau setingkat ulee balang pada abad ke 11. Versi kedua, didirikan pada tahun 1351 dimana pendirinya adalah seorang Ulama yang berasal dari Persia bernama Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri Bin Muhammad Al Fajri Kautsar.
Menurut cerita rakyatnya, tiang penyangga diangkut sendiri oleh salah satu muridnya yaitu Syekh Mutawalli Alfanshuri. Keunikan lain yang bisa dilihat adalah pembangunannya tidak menggunakan paku.
Peninggalan Wisata Religi Masjid Tuo Kambing
Ada banyak hal bisa dilihat dari sini, berupa berbagai peninggalan yang sampai saat ini masih digunakan seperti, bedug yang terbuat dari batang kelapa tua. Kemudian, ada lagi sajadah tenunan yang masyarakat sekitar percaya bahwa, usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Perlu diketahui, sebagian besar bahan dasarnya adalah kayu reusak sejenis kayu besi atau damar. Coba perhatikan pada bagian atapnya, ada satu hal yang menarik perhatian, bukan berbentuk kubah melainkan limas berbentuk segitiga.
Hal itu sebenarnya, hampir sama dengan berbagai masjid kuno di Indonesia. Hanya saja selain limas, masih ada bentuk lancip ke atas. Pada saat dibangun, mempunyai 3 lantai. Pondasinya cukup kuat dan tangguh.
Buktinya, besi yang digunakan untuk membangun ini sejak ratusan tahun lalu masih kokoh dan belum ganti sampai sekarang. Pada bagian bagunan dalam, memiliki 4 soko guru. Diameter masing-masing 1 meter dan tinggi mencapai 15 meter.
Soko Guru ini dipenuhi dengan berbagai macam ukiran dari kaligrafi. Dimana, setiap ukirannya berisi sebuah cerita mengenai kerajaan Islam yang berada di kawasan Aceh. Semuanya tertulis dengan rapi disini.
Wisata Religi Masjid Tuo Kambing Tetap Kokoh
Masih belum lupa dalam ingatan dimana tahun 2004, kawasan Provinsi Aceh dilanda gempa dan tsunami. Menariknya, masjid ini masih tetap berdiri kokoh sampai saat ini. Tidak ada kerusakan yang berarti.
Tidak heran bila dulu, tempat tersebut dijadikan sebagai salah satu perlindungan bagi masyarakat sekitar. Berawal dari sini, namanya melejit dan tidak pernah sepi untuk ibadah hingga melihat bagaimana kokohnya bangunan tersebut.
Salah satu ketahanan yang diperlihatkan memang tidak bisa lepas dari beberapa kali dilakukan renovasi. Hanya saja, sebagai Cagar Budaya, tempat ibadah tersebut tetap dipertahankan sampai sekarang.
Hampir setiap hari selalu banyak pengunjung, bukan hanya siang atau sore saja. Tempat ini selalu ramai untuk beribadah. Tidak heran bila suasananya begitu meriah, apalagi kalau sudah masuk bulan Ramadhan, terasa sekali riuh masyarakat menyambutnya.
Wisata Religi Masjid Tuo Kambing Sebagai Pusat Syiar Islam
Bukan hanya digunakan untuk sholat saja, tempat ibadah ini juga menjadi pusat syiar agama Islam. Dulu, di sepanjang kluet raya hanya ada satu saja, tidak heran bila masyarakat Gampong memanfaatkannya sebagai syiar agama Islam.
Jadi, hampir setiap hari banyak orang datang untuk belajar ilmu agama. Sebenarnya, sampai sekarang masih digunakan, hanya saja jumlahnya semakin sedikit, karena masjid sudah begitu banyak berdiri.
Wisata Religi Masjid Tuo Kambing menjadi salah satu destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan. Oleh karena itu, bila ke Aceh kamu harus menyempatkan setidaknya untuk sholat disini, rasakan bagaimana ketenangan dan khusyuknya beribadah di sini.