Teknologi.id – Satelit nano pertama karya anak bangsa yang diberi nama Surya Satellite-1 (SS-1) berhasil diluncurkan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) kemarin, Jumat (6/1/2023).
SS-1 diluncurkan menuju orbit LEO (Low Earth Orbit) dengan modul deployer (Modul JSSOD) milik Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan diestimasikan bisa berumur 6 hingga 12 bulan.
Pelepasan SS-1 menuju orbit ini, membuat satelit tersebut akan beroperasi di ketinggian 400-420 km di atas permukaan bumi dengan sudut inklinasi 51,7 derajat.
SS-1 merupakan satelit nano atau cubesat yang berukuran 10 x 10 x 11.35 cm dengan berat 1 hingga 1,3 kg, lebih kecil dari satelit mikro atau tubesat yang biasanya memiliki berat 50-70 kg.
Misi Utama dari Proyek SS-1 adalah APRS [Automatic Package Radio System] untuk kebutuhan Radio Amatir [ORARI] dan juga dapat difungsikan untuk komunikasi dan deteksi kebencanaan.
Sebagai informasi, proyek SS-1 sendiri diinisiasi oleh engineer muda Indonesia dari Surya University bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) sejak Maret 2016.
Pada 2017, SS-1 memulai pengerjaan dan pelatihan pembuatan Nano Satelit dengan supervisi dari para periset di Pusat Teknologi Satelit. Peluncuran dan pelepasan SS-1 ke orbit juga tak lepas dari peran United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Pasalnya, pada Februari 2018, tim SS-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh kedua organisasi antariksa tersebut. Pada Agustus 2018, tim SS-1 diumumkan jadi pemenang pada sayembara tersebut sehingga memperoleh slot peluncuran Nanosatelit dari International Space Station (ISS).
Sebelum diluncurkan ke orbit pada Jumat kemarin, SS-1 telah lebih dulu diluncurkan menuju ISS pada 27 November 2022 dengan roket SpaceX CRS-26.
(dwk)