Gua Maria Thang Raya menjadi destinasi wisata rohani umat nasrani yang sangat misterius. Ada berbagai macam kisah menarik di balik nuansa gua yang kini telah diberkati oleh roh Kudus. Kisah tersebut cukup mistik dan telah menjadi bagian cerita rakyat Beduwai, Kab Sanggau.
Manusia Setengah Batu
Kisah tentang manusia dan batu menjadi sebuah kisah yang sangat umum serta legendaris. Kisah ini sangat erat kaitannya dengan Malin Kundang. Dalam cerita itu, dikisahkan seorang anak yang dikutuk menjadi batu oleh sang ibu. Karena sang ibu sangat kecewa telah mengetahui bahwa Malin Kundang sama sekali tidak mengakui ibunya dan memperlakukan sang ibu seperti orang lain.
Untuk kisah tentang manusia dan batu di Beduai, Sanggau cukup berbeda dengan kisah Malin Kundang. Sebab di daerah ini menyimpan kisah dari seorang wanita yang mempunyai tubuh setengah batu. Bagian tubuh bawah wanita itu telah menjadi batu.
Penemuan tentang Gua Thang Raya ini menjadi cikal bakal dari kisah tentang wanita yang mempunyai tubuh setengah batu. Penemu dari gua ini adalah sekelompok pemburu.
Saat melakukan perburuan di sebuah hutan, mereka menjumpai sebuah gua. Dalam gua itu, terdapat seorang wanita yang memiliki wujud setengah batu dan setengah manusia. Dari hasil penemuan inilah yang menjadi asal usul Gua Maria Thang Raya ini.
Berdasarkan kisah yang beredar, keberadaan dari wanita setengah batu dan setengah manusia bukan suatu kebetulan semata / memang mempunyai wujud itu sejak muncul di dunia nyata.
Dahulu ada seorang ibu yang tengah mengandung, dia pun melarikan diri ke dalam gua ini. Sayangnya, tubuhnya seolah mengeras dan bagian bawah berubah menjadi batu. Hanya pada bagian kepala dan leher yang masih mempunyai wujud manusia.
Setiap hari wanita itu dikunjungi oleh warga. Mereka datang untuk memberinya makanan. Wanita itu selalu menghabiskan semua makanan tanpa tersisa.
Kemudian wanita itu meminta kepada para warga untuk memutus kalung yang berada di lehernya. Supaya wanita itu berubah menjadi batu seutuhnya. Sehingga tidak perlu lagi mengantarkan makanan. Setelah kalung itu diputus, wanita itu berubah menjadi batu seutuhnya.
Tempat Ibadah Gua Maria Thang Raya
Gua Maria ini mempunyai 3 buah bagian yang terdiri dari 2 buah jenis spot, yaitu spot religi dan spot alam. Bagian yang pertama yaitu mulut gua. Pada bagian ini menjadi bagian utama dari destinasi wisata religi Gua Maria Thang Raya ini.
Pada bagian pertama inilah yang menjadi tempat berdoa dan dilengkapi dengan ornamen – ornamen Tuhan Yesus. Desain pada tempat ibadah ini didominasi dengan warna merah menyala. Warna kontras itu membuat tempat ibadah ini terlihat cukup istimewa.
Di bagian ini terdapat patung Tuhan Yesus yang sedang disalib. Tinggi dari patung Tuhan Yesus yang disalib tidak lebih dari ±5 meter. Untuk patung Tuhan Yesus yang sedang disalib tidak begitu mencolok. Karena tidak dinominasi warna merah.
Selain itu juga terdapat beberapa gambar ilustrasi dari Tuhan Yesus. Spot ini menjadi spot yang cukup ikonik. Serta menjadi hiasan yang sangat religius untuk sebuah tempat ibadah. Dengan didominasi warna merah, membuat gambar ilustrasi Tuhan Yesus terlihat sangat mencolok.
Sementara itu, untuk patung Bunda Maria pada Gua Thang Raya ini cukup berbeda dari patung Bunda Maria pada umumnya. Biasanya patung Bunda Maria pasti selalu identik dengan baju dan kerudung berwarna putih.
Khusus untuk patung Bunda Maria di Gua Thang Raya ini tidak didominasi dengan warna putih. Baju dan kerudung Bunda Maria berwarna putih. Namun untuk jubah yang dikenakan berwarna biru dan merah. Kondisi ini membuat patung Bunda Maria di gua ini sangat unik dan menjadi spot paling istimewa.
Patung Bunda Maria di gua ini tidak begitu tinggi, hanya sekitar ±1 meter. Meskipun tidak begitu tinggi, keberadaan dari patung Bunda Maria selalu menjadi spot utama dari sebuah destinasi wisata Gua Maria.
Selain menjadi bagian utama dari destinasi wisata Gua Maria Thang Raya, juga menjadi tempat yang mempunyai nuansa sangat tenang. Karena atmosphere di bagian ini dipenuhi dengan pepohonan yang sangat rindang dan membuat suasana senantiasa menyejukan.
Rumah Kelelawar
Saat masuk ke dalam gua, akan menjumpai sebuah gua alam yang mempunyai nuansa cukup menegangkan. Kondisi bagian dalam gua ini cukup gelap. Jika ingin mengeksplorasi lebih lanjut, sebaiknya membawa senter dan pemandu.
Selain gelap, pada bagian ini juga lebih sempit. Di bagian dasar gua pun terasa sangat licin, basah dan lembab. Karena pada bagian ini mendapat sinar matahari yang sangat minim. Suasana pun juga sedikit lebih dingin.
Di bagian ini, akan menjumpai sebuah pahatan yang berbentuk seperti ruang duduk. Kondisi pahatan itu menyerupai bangku yang seolah memiliki fungsi seperti ruang tamu.
Lalu juga terdapat sebongkah batu besar yang menyerupai sebuah ranjang yang terletak di bagian sudut. Banyak yang beranggapan bahwa bongkahan batu besar ini memang digunakan sebagai tempat tidur khusus bagi ibu yang akan melahirkan.
Kemudian di bagian ini terdapat bebatuan yang berserakan di dasar gua. Kondisi bebatuan itu cukup menjijikan, sebab dipenuhi dengan kotoran kelelawar. Beberapa kelelawar juga terkadang terlihat menggantung di langit – langit gua.
Jenis kelelawar yang terdapat di Gua Maria Thang Raya yaitu kelelawar pemakan buah / pteropodidae. Keberadaan dari para kelelawar ini sebenarnya menjadi suatu keistimewaan dari Gua Maria Thang Raya ini. Sayangnya keberadaan mereka dalam ancaman besar.
Hewan kelelawar mempunyai banyak manfaat bagi tubuh dan dapat dijadikan sebagai pengobatan. Jadi banyak orang yang memburu kelelawar yang berada di dalam gua ini. Hal ini membuat keberadaan dari para kelelawar sangat terancam.
Apalagi kelelawar termasuk hewan yang mempunyai siklus perkembangbiakan yang sangat lambat. Butuh waktu selama 5 – 6 bulan bagi kelelawar untuk melahirkan seekor anak kelelawar. Jika perburuan masih dilakukan, akan membuat suatu kemungkinan hilangnya para kelelawar yang selama ini mendiami Gua Maria Thang Raya.
Pesona Akar Pohon Yang Sangat Eksotis
Pada bagian ujung gua menjadi bagian khusus untuk sebuah pesona alam. Jadi saat mengunjungi Gua Maria Thang Raya, sebaiknya tidak melewatkan bagian gua paling ujung. Di bagian inilah, dapat menyaksikan suatu pesona alam yang cukup langka dan sangat eksotis.
Kondisi di bagian akhir gua tidak serapat bagian dalam. Di bagian ini jauh lebih terbuka dan terdapat berbagai macam celah yang membuat cahaya matahari dapat masuk. Selain itu kondisinya juga jauh lebih terbuka.
Di bagian ini akan mnjumpai jajaran akar pohon yang bergelantungan di langit – langit dan dinding gua. Meskipun hanya berupa akar pohon, namun menciptakan suasana alam yang sangat menakjubkan. Pesona akar pohon bak tirai yang menghiasi gua. Di bagian dinding terlihat beberapa relief yang mempercantik tampilan dinding gua.