x

Jejak Kemaritiman Indonesia di Museum Maritim Jakarta

5 minutes reading
Wednesday, 18 Jan 2023 08:22 0 560 Redaksi Kece

Jejak kemaritiman Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Tak heran juga bila Indonesia disebut sebagai negara maritim. Untuk mengetahui dan kilas balik melihat sejarah kemaritiman ini kamu bisa membaca buku atau mencari informasinya di mesin pencarian internet. Cara lainnya yaitu dengan mengunjungi museum. Berkunjung ke museum bagi sebagian orang yang tak suka dengan teori bisa jadi amat membosankan. Beda halnya dengan orang-orang sangat mencintai teori, sejarah serta kisah dari suatu benda atau peristiwa pastinya akan terasa menyenangkan.

Dewasa ini, museum sudah tidak seperti masa dulu yang isinya hanya benda-benda dengan kisah dibaliknya. Kini sudah banyak museum yang menyediakan fasilitas tambahan yang modern misalnya ampitheatre, mesin games, area playground, wifi area hingga coffee shop. Hal tersebut bertujuan untuk mengundang semakin banyak pengunjung sekaligus menarik pada generasi muda.

Salah satu museum yang terletak di kawasan Jakarta bisa menjadi pilihan bagi kamu untuk melirik jejak kemaritiman Indonesia. Museum ini tergolong cocok didatangi semua usia dan semua kalangan. Cocok juga bagi kamu yang ingin mengajak anak-anak untuk melihat perjalanan Indonesia di bidang maritim. Museum berikut ini bernama Museum Maritim yang lokasinya ada di kawasan Jakarta Utara. Sebelum berkunjung kesana ada baiknya kamu simak terlebih dahulu ulasan dari Wisato.id berikut ini ya!

Jejak Kemaritiman Indonesia

Sumber Gambar: Google Maps @Dian Isbuby

Indonesia disebut sebagai negara maritim. Hal ini dikarenakan ada alasan yang dianggap masuk kriteria. Alasan utamanya yaitu karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan. Presentasenya yaitu 70 % wilayah perairan dan sisanya yaitu 30 % adalah wilayah daratan. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer yang diklaim menjadi negara dengan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Itulah mengapa Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi besar dalam bidang perikanan dan kelautan. Walaupun disebut sebagai negara maritim, negara kita tidak menjalankan budaya maritim. Hanya sebagian besar masyarakat saja yang memanfaatkan laut sebagai sumber penghasilan. Masyarakat tersebut umumnya adalah mereka yang tinggal di pesisir.

Sumber Gambar: Google Maps @sapnah rahmawati

Sejarah kemaritiman Indonesia dimulai ketika tercetus Deklarasi Juanda. Isinya yaitu bahwa perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Deklarasi ini dicetuskan karena pemerintah kala itu merasakan bahwa hukum laut yang berlaku bisa mengancam keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini karena wilayah kepulauan Indonesia terpecah-pecah oleh perairan yang statusnya perairan internasional serta adanya kapal asing yang bebas berlayar di wilayah tersebut. Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait hal ini maka berkunjunglah ke Museum Maritim. Rasa penasaranmu akan terpenuhi seketika tiba di museum tersebut.

Museum Maritim

Bangunan museum ini berada di Jl. Raya Pelabuhan No. 9, Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdiri pada tahun 2018 membuatnya tergolong dalam kategori museum baru. Pendirian museum digagas oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO). Namun jangan salah, walau tergolong baru tetapi peminatnya sangat banyak. Bagi kalian para pecinta transportasi laut, pelabuhan dan kemaritiman maka sebaiknya jangan lewatkan serunya berkunjung ke museum ini.

Sumber Gambar: indonesia.travel

Setibanya di area museum, pengunjung bisa masuk ke lobby utama. Dari lobby utama, pengunjung dapat memilih ruang pameran mana yang akan disambangi pertama. Museum Maritim memiliki 2 ruang pameran yakni ruang pameran sayap barat dan ruang pameran sayap timur. Kedua ruangan memiliki koleksi terkait kemaritiman yang dimana koleksi satu ruangan dengan ruangan lain berbeda namun berkesinambungan. Selain ruang pameran, terdapat juga fasilitas lainnya. Ada toilet umuk, ruang penyimpanan barang, pusat informasi, ruang mesin, ruang kendali serta toko cinderamata. Satu hal yang sangat layak diacungi jempol dari Museum Maritim yakni karena museum ini ramah disabilitas. Bagi mereka para penyandang disabilitas sudah tersedia lift difabel serta toilet khusus difabel.

Selain sebagai tempat menyimpan koleksi kemaritiman, Museum Maritim juga menjadi proyeksi perkembangan Pelabuhan Tanjung Priuk hingga tahun 2030.

Koleksi Ruang Pameran Sayap Timur

Sumber Gambar: pekerjamuseum.blogspot.com

Pengunjung bisa melihat koleksi yang tertata rapi. Mulai dari sejarah PT. Pelabuhan Indonesia II, Profil Pelabuhan Belawan, Profil Pelabuhan Teluk Bayur & Tambang Batu Bara Ombilin, Kisah Berdirinya Batavia oleh VOC, Profil Pelabuhan Sunda Kelapa, Profil Pelabuhan Tanjung Priuk hingga pemutaran video tentang Perang Makassar. Keseluruhan profil pelabuhan diatas disajikan dalam bentuk poster yang menempel penuh di dinding ruangan. Selain itu ada juga miniatur peralatan keselamatan saat berada di laut dan peralatan navigasi pelayaran.

Koleksi Ruang Pameran Sayap Barat

Sumber Gambar: Google Maps @Naya Nurindra

Melanjutkan perjalanan ke ruang pameran sayap barat, pengunjung akan disapa dengan Peta Migrasi Austronesia yang berbentuk poster dan menempul penuh di dinding ruangan. Selain itu, ada juga berbagai macam diorama perjalanan kisah zaman dahulu.  Ada diorama jual beli buah pala di Pulau Banda saat era 16, diorama kehidupan di Pelabuhan Sriwijaya, miniatur perahu Kerajaan Majapahit, dll.

Tak hanya diorama, ruang sayap barat ini turut menyimpan peninggalan sejarah. Pertama, ada Prasasti Telaga Batu yang berhuruf pallawa. Diyakini prasasti ini ditemukan di sekitar Telaga Batu, Palembang. Kedua, ada relief Jataka-Avadana Panil 86 Candi Borobudur. Relief ini menggambarkan kapal yang telah dilengkapi layar dan cadik sebagai penyeimbang serta penahan ombak. Ketiga, ada prasasti Keping Tembaga Laguna dengan aksara Kawa dan bahasa Melayu. Masih banyak lagi koleksi bersejarah dan kisah yang harus kamu ketahui. Maka sebaiknya segeralah sisihkan waktu untuk berkunjung ke Museum Maritim.

Avatar

Redaksi Kece

Hibur adalah portal berita yang bisa menghibur dan menjadi wawasan serta tempat mencari informasi terupdate

LAINNYA
x
x