Keramat Manula menjadi salah satu dari destinasi wisata yang angker di Indonesia. Tepatnya berada di wilayah Lampung Barat. Ada beberapa fakta dan kejadian aneh yang sering terjadi di tempat tersebut. Serta tempat tersebut juga menjadi tempat yang paling dihormati.
Keramat Manula termasuk sangat dikenal dengan daerah yang mempunyai tanjakan yang sangat ekstrim. Bahkan di tanjakan tersebut sering terjadi kecelakaan. Serta menjadi tanjakan mengerikan di seluruh Sumatera.
Banyak pula yang menghubungkan hal tersebut dengan keberadaan makam Syekh Aminullah. Terlebih lagi tepat di tepi tanjakan tersebut menjadi lokasi area makam Syekh Aminullah.
Berikut ini adalah fakta – fakta tentang Keramat Manula :
1. Terdapat Sebuah Makam Syekh Aminullah
Keramat Manula merupakan salah satu tempat wisata religi dan tempat wisata ziarah yang cukup terkenal. Karena tempat tersebut menjadi makam salah satu tokoh agama Islam yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam keberadaan agama Islam di daerah Lemong dan juga wilayah Lampung Barat.
Makam dari syekh Aminullah selalu ramai dikunjungi para peziarah. Puncak dari keramaian kunjungan terjadi pada bulan Ramadhan. Makam dari Syekh Aminullah Ibrahim disebut juga dengan sebutan makam tanjung jauh / puanyang khumpok.
Di daerah tersebut menjadi tempat makam dari seorang tokoh yang cukup dihormati, yaitu Syekh Aminullah Ibrahim. Beliau menjadi salah satu ulama yang turut menyebarluaskan agama Islam pada Abad ke 15. Pada masa tersebut belanda belum datang ke Indonesia, sehingga ajaran dari Syekh Aminullah tidak mendapatkan penghalang dalam penyebarannya.
Menurut beberapa sumber menyatakan bahwa Syekh Aminullah Ibrahim merupakan keturunan Arab – Aceh. Beliau pertama kali menginjakkan kaki di daerah Lemong sekitar akhir abad ke 14.
Sebenarnya waktu akan kedatangan Syekh Aminullah Ibrahim di daerah Lampung Barat tidak dapat dipastikan. Karena sangat minimnya sumber dari keberadaan Syekh Aminullah Ibrahim. Terlebih lagi tidak ada seorang pun yang menjadi saksi atas keberadaan dari sang ulama tersebut.
Hanya saja di batu nisan Syekh Aminullah Ibrahim tertulis bahwa beliau wafat pada tahun 1525. Dari tahun wafatnya tersebut beberapa sumber mengambil kesimpulan bahwa Syekh Aminullah Ibrahim datang untuk pertama kalinya di daerah Lampung Barat pada akhir abad ke 14.
Menurut beberapa sumber menyatakan bahwa Syekh Aminullah Ibrahim datang menggunakan kapal dan berlayar dari arah Aceh. Saat berlayar, kapal dari Syekh Aminullah Ibrahim tertulis badai angin yang sangat kencang dan kapalnya pun terseret ombak. Hingga akhirnya kapal pun terdampar di suatu daratan.
Daratan yang menjadi tempat Syekh Aminullah terdampar yaitu berada di pesisir Krui, Lemong. Kemudian Syekh Aminullah pun memutuskan untuk menetap di daerah tersebut. Serta menyebarluaskan agama Islam di daerah sekitar pesisir Krui.
Lalu ada sebuah sumber yang dapat dijadikan sebagai bukti akan riwayat Syekh Aminullah di daerah Lampung Barat. Sumber tersebut berupa surat tua yang telah tertulis di suatu kitab kuno. Kitab tersebut terbuat dari kulit kayu.
Isi dari kitab kuno tersebut menyatakan bahwa ada seorang yang berasal dari Madina. Ulama terse bernama umpu belunguh. Berdasarkan kitab, umpu belunguh datang pertama kali di daerah Indonesia sekitar abad 14 – 15.
Ulama tersebut bukan hanya menyebar luaskan agama Islam di daerah Lampung Barat saja. Melainkan di sebagian besar seluruh wilayah pesisir di Pulau Sumatra. Wilayah tersebut meliputi Pagaruyung, Pelembang, Sumatra Barat, Batanghari, Sumatera Selatan hingga Lampung.
http://www.cindriyanto.com/2019/02/makam-keramat-syekh-aminullah-yang.html?m=1
2. Terdapat Beberapa Makam Lain Di Sekitar Makam Syekh Aminullah Ibrahim / Keramat Manula
Di daerah makam Syekh Aminullah Ibrahim, terdapat beberapa makam lain. Kondisi dari makam – makam terse tidak begitu istimewa seperti makam dari syekh Aminullah Ibrahim. Keberadaan dari makam yang berada di sekitar makam Syekh Aminullah Ibrahim juga tidak diketahui secara pasti siapa yang terkubur di sana, baik itu nama hingga asal usulnya.
Tetapi beberapa orang pun beranggapan dan sangat yakin bahwa makam yang berada di sekeliling makam Syekh Aminullah Ibrahim / Keramat Manula merupakan makam dari para murid Syekh Aminullah Ibrahim.
Untuk kondisi dari makam tersebut tergolong cukup buruk. Makam pun juga tidak terawat dengan baik. Begitu pula dengan batu nisan yang terlihat usang dan hampir rusak.
3. Daerah Keramat Manula Dihuni Oleh Harimau
Di Keramat Manula menjadi salah satu daerah yang cukup istimewa. Sebab di daerah tersebut menjadi salah satu habitat utama dari salah satu spesies hewan buas. Hewan buas tersebut yaitu Harimau. Penduduk setempat menyebut Harimau sebagai maung / lemaung.
Bagi semua orang keberadaan dari Harimau menjadi ancaman yang sangat besar bagi kehidupan. Sebab Harimau dapat memakan manusia begitu saja saat merasa lapar.
Namun berbeda dengan Harimau yang berada di daerah Lemong / Keramat Manula. Khusus untuk daerah Lemong Harimau bukan termasuk ke dalam hewan yang berbahaya dan menjadi ancaman setiap orang. Tetapi pada kenyataannya hewan yang menjadi salah satu predator yang sangat mematikan hidup berdampingan dan rukun dengan manusia, khususnya yang merupakan penduduk di daerah Lemong.
Penduduk di daerah Lemong / Keramat Manula tersebut sangat menghargai keberadaan dari semua Harimau yang ada. Bahkan hingga saat ini tidak ada penduduk satupun yang melakukan perburuan Harimau. Walaupun mempunyai peluang dan kesempatan yang besar. Terlebih lagi harga seekor Harimau cukup mahal dan dapat membuat seseorang menjadi kaya dalam sekejap.
Begitu pula dengan Harimau yang yang juga tidak memburu dan menjadikan manusia sebagai makanan. Saat ini pun tidak ada sebuah kasus akan meninggalnya seorang penduduk karena dimakan Harimau.
4. Menjadi Habitat Kera Liar
Selain menjadi habitat salah satu predator paling mematikan, daerah Keramat Manula juga menjadi habitat dari kera liar. Sayangnya sifat dari kera liar sangat jauh berbeda dengan Harimau. Bahkan seolah – olah sifat dari kedua hewan tersebut tertukar.
Untuk Harimau mempunyai sifat yang sangat tenang dan tidak berbahaya. Tetapi sifat kera liar sangat agresif dan sering mengganggu penduduk, khususnya yang sedang melintas di jalan raya yang menjadi lokasi makam Syekh Aminullah Ibrahim / Keramat Manula.
Sifat agresif dari para kera dapat terlihat dengan jelas saat diberi makanan. Mereka pun akan langsung berebut untuk mendapatkan makanan yang dilempar. Hanya karena dapat makan dan dengan sedikit egoisme. Para kera pun akan mengabaikan dan menghiraukan kera lainya hanya untuk memperoleh makanan tersebut.
Para kera liar tersebut selalu berada di tepi jalan. Hal tersebut sebenarnya sangat mengganggu para pengendara. Karena tidak dapat fokus sepenuhnya untuk mengendarai motor ataupun mobil.
Terkadang para kera tersebut sangat suka mengganggu para pengendara. Tujuannya supaya mereka diberikan makanan. Jadi saat memberikan makanan kepada kera tersebut, akan terhindar dari gangguan kera. Tetapi sebaiknya jika menghiraukan kera begitu saja, mereka dapat tiba – tiba berarti di tepi jalan lainya.
Oleh karena itu sangat disarankan untuk sangat berhati – hati saat melintas di jalan yang menjadi lokasi makam Syekh Aminullah Ibrahim / Keramat Manula. Selain itu jangan lupa membawa makanan untuk para kera supaya tidak diganggu.