Jakarta –
Kisah pilu Novia Widyasari masih menjadi perhatian publik. Banyak netizen bergandengan tangan demi menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap almarhumah serta mereka yang mengalami hal serupa.
Kasus Novia Widyasari bermula ketika berita mengenai penemuan jasad mahasiswa di makam sang ayah mencuat ke publik. Ia disebutkan tewas bunuh diri.
Setelah ditelusuri, Novia Widyasari ternyata merupakan korban pelecehan seksual yang mengalami depresi. Ia sempat hamil sebelum pada akhirnya diminta untuk menggugurkan kandungannya oleh sang kekasih.
Namun jauh sebelum mengenal snag kekasih, Novia Widyasari ternyata telah menjadi korban pelecehan sejak duduk di bangku kuliah. Berbagai malapetaka yang menimpa Novia Widyasari membuatnya tak kuat menjalani hidup.
Bunda, berikut ini lima fakta mengenai kisah pilu Novia Widyasari:
|
Novia Widyasari merupakan salah satu mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur. Ia menjalani pendidikan sebagai mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Novia Widyasari seharusnya menjalani kehidupan sebagai siswa biasa dan akan segera menjadi guru. Namun ketika menduduki bangku kuliah, Novia ternyata pernah mengalami pelecehan seksual.
Novia pernah melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual ke pihak kampus. Terduga pelakunya adalah RAW, seorang kakak tingkat di Universitas Brawijaya. Kasus itu terjadi pada 2017 lalu, Bunda.
“Pada Januari 2020, NWR melaporkan kasus pelecehan seksual yang dialaminya kepada fungsionaris FIB UB, di mana pelakunya merupakan kakak tingkat yang juga merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dengan inisial RAW,” kata Dekan FIB UB, Agus Suman, dikutip dari CNN Indonesia.
FIB UB kemudian segera melakukan tindak lanjut dengan membentuk komisi etik. Hasilnya, RAW terbukti bersalah usai menjalani pemeriksaan. Pihak kampus mengatakan bahwa kasus tersebut sudah selesai ditangani.
RAW diberikan sanksi, sedangkan korban diberikan pendampingan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca di halaman selanjutnya, Bunda.
Terkait hal ini, jika Bunda menemukan gejala bunuh diri pada orang terdekat, segera hubungi lima rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:
Baca Juga :
Dimanfaatkan Pacar 4 Tahun, Hidup Chef Ini Hancur & Mengaku Ingin Mati
1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444
Ada pula nomor hot line Halo Kemenkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.