Selular.ID – Dipicu oleh kebutuhan untuk mencari hiburan selama pandemi, pola konsumsi konten video telah berubah secara drastis selama dua tahun terakhir.
Meski pembatasan fisik maupun sosial terlihat mulai dilonggarkan di Asia Pasifik, popularitas layanan streaming video pun terus meningkat.
Kini, di kawasan, tercatat lebih dari 400 juta orang yang menggunakan layanan over-the-top (OTT) streaming.
Secara bersamaan, permintaan konsumen akan layanan yang lebih tepersonalisasi mendorong penyedia siaran televisi, OTT, serta penyedia konten lainnya untuk menghadirkan pengalaman video yang semakin interaktif dan kaya.
Pengalaman seperti ini memungkinkan pemirsa untuk berinteraksi dengan penyedia konten dan sebaliknya, dan berbagai industri dari layanan keuangan, wisata, perhotelan, hingga e-commerce sedang mengadopsinya
Konsumen yang terdiri dari penggemar olahraga, penikmat hiburan, pembeli, serta gamers menginginkan pengalaman live streaming yang optimal di gawai manapun, dapat dimainkan secara instan, dan tanpa interupsi yang disebabkan buffer.
Untuk menghadirkan pengalaman yang demikian, dibutuhkan latensi seminim mungkin. Latensi sendiri adalah jeda waktu dari saat kamera mulai merekam hingga pemirsa dapat menontonnya di layar.
Baca Juga: Ericsson: Smartphone dan Video Streaming Pendorong Arus Data di Indonesia
Sekadar informasi, streaming video secara tradisional membutuhkan latensi sekitar 20 hingga 30 detik untuk persiapan konten, mengunggahnya ke beberapa content delivery network (CDN), dan tentunya menghubungkannya dengan gawai pemirsa melalui jaringan.
“Untuk membantu pelanggan kami di Indonesia dan Filipina memenuhi permintaan akan siaran langsung dan streaming video yang kaya, interaktif, dan menarik pemirsa, dengan bangga AWS mengumumkan diluncurkannya Amazon Interactive Video Service (Amazon IVS) Points of Presence, atau PoPs, di Jakarta dan Manila,” ujar Shweta Jain, Head of Media and Entertainment Business Development at AWS in Asia Pacific.
Amazon IVS adalah layanan terkelola sepenuhnya yang dikembangkan menggunakan teknologi live streaming yang sama pada Twitch, yakni salah satu platform khusus konten game dan esports, dan memudahkan para streamers untuk menyiapkan siaran langsung untuk aplikasi web dan ponsel dalam hitungan menit saja.
Baca Juga: Percepat Adopsi Cloud, AWS dan ICS Compute Berkolaborasi
Amazon IVS PoPs terbaru di Jakarta dan Manila menerima dan mengirimkan streaming video melalui infrastruktur edge lokal yang sudah teroptimalisasi untuk ingestion, pemrosesan, dan pengiriman video.
Dengan cara ini, manfaat dari latensi yang semakin rendah akan didapatkan oleh pemirsa, sehingga konten video dapat dinikmati dengan lebih mulus serta imersif.
Lebih lanjut, dengan Software Development Kit (SDK) dan Application Programming Interface (API) yang tersedia pada Amazon IVS, pengguna dapat menambahkan fitur-fitur interaktif ke sesi live stream yang mereka gelar, seperti kolom chat virtual, voting dan polling, sesi tanya-jawab yang dimoderasi, maupun unsur-unsur promosi. Semuanya tanpa membebani pengalaman menonton langsung.
Selama lebih dari 15 tahun, AWS telah membangun infrastruktur global yang meliputi 84 Availability Zones (AZs) yang terletak di 26 wilayah geografis di seluruh dunia.
Baca Juga: Bagaimana Telkom Mengimbangi Para Raksasa di Bisnis Data Center?
Di Asia Pasifik sendiri, AWS Regions terdapat di Singapura, Sydney, Mumbai, Osaka, Tokyo, Seoul, dan terbaru di Jakarta.
Perusahaan juga berencana untuk melanjutkan investasi kami di Auckland, Hyderabad, dan Melbourne.