Yogyakarta Istimewa bukan karena sistem pemerintahannya saja, melainkan secara keseluruhan termasuk cita rasa kulinernya. Banyak menu makanan legendaris hadir dan bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan terbaik.
Bagi kamu penggemar Sate, rasanya tidak salah mencoba Sate Klatak Pak Pong. Namanya sudah terkenal sejak zaman dulu. Berbagai wisatawan pasti menyempatkan diri, menikmati kuliner satu ini jika berkunjung ke Jogja.
Pembeda sate ini dengan lainnya bisa dilihat dari tusuk yang digunakan. Bukan terbuat dari kayu melainkan jeruji besi. Lalu bagaimana rasanya? Sungguh fantastis, besi mampu mengerjakan perannya dengan baik.
Dimana, besi sendiri merupakan elemen penghantar panas terbaik. Tidak salah bila daging kambing yang digunakan selalu terasa hangat dan matangnya merata sampai ke dalam. Inilah alasan terbaik mengapa banyak pengunjung tidak pernah sepi mengunjungi kawasan ini.
Kenikmatan Sate Klatak Pak Pong
Lokasinya sendiri terletak di Jalan Sultan Agung, Pleret, bantul, Yogyakarta. Dalam satu tusuknya terdiri dari 8 potong daging kambing. Biasanya menggunakan yang masih muda atau dibawah satu tahun.
Menariknya dalam satu hari mereka bisa menghabiskan hampir 20 kambing muda, apalagi kalau musim liburan, biasanya lebih dari itu. Sejarah awal terciptanya kuliner ini berasal dari Jupaimi, seorang supir Andong yang akhirnya banting setir menjadi pedagang sate.
Sampai saat ini terus dilestarikan sampai anak cucu termasuk, Pak Pong yang sudah berjualan sejak tahun 1997. Nama Klatak sendiri cenderung masih baru, karena masa Jupaimi tidak menggunakannya,
Nama tersebut disematkan karena, saat dibakar akan menimbulkan suara klatak-klatak. Hal tersebut terjadi saat daging tersebut diberi bumbu berupa garam dimana, saat di bakar akan menghasilkan bunyi seperti itu.
Tidak hanya unik dari penyebutannya saja melainkan, saat dihidangkan cita rasanya juga demikian. Penyajiannya menggunakan kuah gulai dan saat disantap pasti berbeda dengan jenis sate lainnya.
Mereka selalu menambahkan kecap sehingga, lebih dominan manis. Tetapi, untuk kuliner satu ini cenderung gurih dan asin. Kuah gulainya melengkapi menu satu ini, bila dimakan secara bersamaan satu sama lain akan saling melengkapi.
Sungguh luar biasa memang perpaduannya, rempah dari gulainya terasa menyatu dalam satu gigitan satenya. Salah satu rahasia sehingga cita rasanya disukai semua orang adalah resep yang digunakan memang tidak berubah.
Varian Lain Sate Klatak Pak Pong
Seiring berjalannya waktu dan persaingan mulai banyak. Akhirnya tempat ini menawarkan berbagai varian baru seperti gulai, tongseng, tengkleng, tongseng kepala kambing atau sate biasa yang hanya ditambah kecap saja.
Suasana saat makan ditempat juga sangat nyaman, bisa untuk sendiri atau datang bersama teman hingga keluarga. Seluruh pelayanan yang diberikan sangat ramah dan betah berlama-lama disini.
Untuk harganya sendiri mulai dari Rp20 ribuan khusus menu makananannya. Untuk minumannya standar dengan teh dan Jeruk, bisa es atau hangat dengan harga mulai dari Rp5 ribu. Bagaimana cukup terjangkau bukan?
Jangan remehkan menu yang lain. Saat kamu memesan Tongseng yang terkenal hanya punya berbagai jenis tulang. Saat dihidangkan, ternyata dagingnya bisa dikatakan cukup banyak. Dan sangat empuk di mulut.
Hal tersebut bisa dibuktikan saat diambil dari piring, sudah terlihat beberapa daging yang terlepas dengan sendirinya. jadi, tidak perlu susah memakai memakai tenaga atau harus menggigitnya terlebih dulu.
Cita rasanya enak dengan bumbu rempah yang terasa. Hanya saja Tengkleng lebih pedas dibandingkan dengan Tongseng. Tetapi, kamu bisa menambahkan cita rasa pedas itu dengan meminta tambahan cabai.
Kesimpulan Sate Klatak Pak Pong
Menikmati kuliner legendaris Yogyakarta ini memang wajib. Apalagi disini sudah memperbaharui bumbunya dengan penambahan kemiri dan bawang putih, jadi cita rasanya lebih gurih pedas.
Bagi kamu yang sudah ke Jogja tetapi bingung mau makan dimana, langsung saja meluncur ke sini. Karena, semua yang disajikan benar-benar berkualitas seperti restoran bintang 5. Semuanya oke jadi, tidak ada alasan untuk tidak berkunjung. Sate Klatak Pak Pong sensasinya tidak ada lawan.
