x

Rendahnya Literasi Pengaruhi Pemanfaatan Ekonomi Digital Indonesia

2 minutes reading
Monday, 11 Oct 2021 09:06 0 890 Redaksi Kece

Jakarta, Selular.ID – Pandemi Covid-19 telah memicu proses transformasi digital menjadi lebih cepat. Sayangnya, cepat proses transformasi tidak diimbangi dengan literasi masyarakat.

Menurut laporan world digital competitiveness tahun 2020, daya saing digital Indonesia berada di urutan ke 56 dari 63 negara di dunia. Indonesia termasuk negara yang berada di posisi bawah dalam hal daya saing digital.

Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Ahmad Yunus mengatakan, “Daya saing digital Indonesia yang masih rendah salah satunya disebabkan oleh rendahnya literasi digital. Kondisi tersebut juga membuat Indonesia rentan terhadap ancaman penyebaran hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, konten pornografi yang tersebar di dunia maya dan cyber bullying,” terang Ahmad dalam acara webinar bertajuk ‘Keberadaan Nilai Kearifan Lokal dalam Pusaran Transformasi Digital’ yang digelar Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Fenomena ini tersebut perlu diwaspadai bersama, karena dapat merusak kearifan lokal yang telah mendarah daging dan menjadi ciri khas kehidupan masyarakat Indonesia.“Jika kearifan lokal terpinggirkan, bangsa Indonesia berisiko kehilangan jati diri bangsa yang ramah, toleran, gotong royong, sopan santun dan lain-lain,” sambungnya.

Lalu kunci untuk menguatkan itu menurut Ahmad ialah dengan mengkedepankan kearifan lokal bangsa, “Transformasi digital merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat, di sini kearifan lokal sedang diuji kekuatannya untuk beradaptasi dengan era kekinian. Diharapkan tentu mampu menjadi benteng yang luar biasa untuk menangkal berbagai paham dan aliran yang berasal dari luar yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia,” kata Ahmad.

Untuk memperkuat literasi digital dan juga kearifan lokal, Kementerian Komunikasi dan Informatika pun telah fokus mengembangkan literasi digital dan target sampai 2024 adalah 50 juta masyarakat yang mengikuti program literasi digital. Artinya setiap tahunnya ada 12,5 juta masyarakat yang harus mendapat literasi digital.

Dalam hal ini, Kominfo pun sudah membuat suatu modul yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan literasi digital mereka. Modul tersebut berisi beberapa fokus antara lain cakap bermedia digital, etis bermedia digital, aman bermedia digital, dan budaya bermedia digital. Kominfo terbuka untuk menambahkan kearifan lokal dalam modul tersebut.

Penguatan literasi digital menjadi sangat penting, karena berbanding lurus dengan pemanfaatanya, yang dimana ekonomi digital Indonesia pada 2020 mencapai USD 44 miliar atau setara dengan Rp 632 triliun.

Diprediksi pada 2025, nilai ekonomi digital meningkat menjadi USD 124 miliar dan menjadi senilai USD 315,5 miliar pada 2030.

Avatar

Redaksi Kece

Hibur adalah portal berita yang bisa menghibur dan menjadi wawasan serta tempat mencari informasi terupdate

LAINNYA
x
x