Berwisata ke sebuah pulau, pantai, gunung, kebun binatang, perbukitan atau sekedar cuci mata ke pusat perbelanjaan nampaknya sudah menjadi kegiatan biasa dan umum dilakukan. Sebagai negara yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang kental dibaliknya tak heran bila di Indonesia banyak sekali destinasi wisata sejarah bahkan wisata religi. Biasanya para wisatawan mengunjungi Bali untuk refreshing dengan menikmati pantainya, kealamian lingkungannya dan berburu wisata kuliner mulai dari yang halal hingga non halal bagi umat beragama lain selain Muslim namun
bagaimana bila liburan kali ini kamu berkunjung ke destinasi wisata yang berbeda yaitu wisata religi di Bali?
Wisata religi mulai terlupakan bahkan jarang sekali diminati terlebih bagi kaum anak-anak jaman sekarang padahal pengalaman yang didapatkan tak kalah berkesan dari wisata lain pada umumnya. Mengunjungi wisata religi di Bali yaitu pura merupakan salah satu pilihan menarik untuk membuka wawasan baru tentang keberagaman di negeri ini. Salah satu pura yang dapat kamu kunjungi ketika sedang berada di Bali adalah Pura Beji di Desa Sangsit, Buleleng. Yuk intip ulasan terkait pura tersebut dibawah ini!
Desa Sangsit
Sedikit informasi untuk kamu mengenai lokasi pura ini yang berada disebuah desa yang penuh sejarah. Asal-usul nama desa ini berasal dari kata Sang Wangsit (Delik Sandi) dan Sang Siat (Pasukan Tempur). Dulu, desa ini dijadikan pusat pemerintahan di Lebah Manasa dan desa ini sendiri juga dibentuk dari penyatuan 4 desa adat kecil yaitu Desa Adat Gunung Sekar di Timur, Desa Adat Tegal Manasa di Barat, Desa Adat Beji di Utara dan Desa Adat Sora Lepang di Selatan.
Pura Beji di Desa Sangsit
Pura Beji bisa dibilang merupakan salah satu jenis pura kuno yang ada di Buleleng dengan daya tarik berupa arsitektur yang unik, ukiran khas Buleleng yang terlihat pada bangunan puranya serta keberadaannya yang masih terjaga hingga kini. Penamaan pura ini berasal dari kata Beji yang artinya pemandian atau sumur yang merupakan sumber kesuburuan karena dulu di bagian timur pura ini terdapat sumber mata air yang dijadikan kolam dan pada masa itu para petani sangat memuliakan keberadaan beji tersebut untuk mengairi sawah mereka.
Selain disambangi oleh masyarakat Bali untuk bersembahyang ternyata pura ini juga sering disambangi oleh wisatawan khususnya wisatawan asing. Biasanya masyarakat Bali bersembahyang di pura ini untuk meminta kemakmuran, kesuburan dan juga kesejahteraan agar kehidupan mereka semakin diberkahi karena pura ini diperuntukkan untuk menyembah Dewi Sri yang merupakan dewi kesuburan atau dewi pertanian bagi masyarakat Bali.
Memasuki pura kamu akan disambut dengan hamparan rerumputan hijau nan cantik dan kondisi sekeliling pura yang bersih. Di pura ini ada 2 bagian (Dwi Mandala) yaitu jeroan dan jaba tengah, di bagian jeroan kamu akan melihat 2 buah patung berbentuk seperti orang Belanda memegang gitar dan rebab yang dimana maksud dari patung ini adalah sebagai bentuk dedikasi kepada 2 pejabat kolonial yang membantu perbaikan Pura Beji masa itu. Tak hanya 2 patung itu, di bagian jeroan kamu juga akan melihat bale gong, bale pesamuan, bale piasan, gedong agung beratapkan ijuk dan juga terdapat beberapa pelinggih utama yakni Pelinggih Ida Batara Dewa Ayu Kesaren, Pelinggih Padma Dewa Bagus Ngurah Pengastulan dan Pelinggih Padma Dewa Bagus Ngurah Beraban di bagian pojok arah timur laut.
Masuk ke bagian jaba tengah kamu akan melihat sebuah bangunan yakni Candi Bentar yang konon katanya bila dilihat dengan mata telanjang seolah bangunannya simetris namun ternyata bila dilihat kembali secara saksama bangunan candi ini tidak simetris. Pada bagian dalam yang dimana merupakan bagian paling sakral karena disitulah para umat Hindu melakukan sembahyang terdapat banyak bangunan-bangunan suci serta sebuah kolam atau telaga yang digunakan untuk kegiatan pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual atau umat Hindu menyebutnya dengan upacara melukat.
Selain itu, tiap kali kamu melihat tembok yang ada di pura ini pasti akan takjub karena ditiap tembok terdapat relief bentuk bunga atau tumbuhan yang terukir cantik mengelilingi Pura Beji.
Selama berada di area pura kamu akan merasa sejuk karena banyak sekali pepohonan rindang yang tumbuh mengelilingi pura ini sehingga sama sekali tidak terasa gersang.
Bagi kamu yang bukan penganut agama Hindu namun ingin berkunjung ke pura ini sangat diperbolehkan baik untuk tujuan wisata bahkan bila ingin ikut sembahyang atau sekedar mencari kedamaian namun kamu harus menjaga tata krama, santun dalam bersikap dan juga berpakaian yang rapi dan sopan.
Rute menuju Pura Beji
Keberadaan pura ini tidak susah untuk dicapai karena letaknya yang berada tepat di pinggir Jl. Raya Sangsit, Desa Sangsit, Buleleng tak jauh dari Pasar Tradisional Sangsit. Bila kamu memulai perjalanan dari kota Singaraja maka jaraknya hanya 7 km atau setara dengan 15 menit berkendara dengan mobil atau motor ke arah Jl. Pelabuhan Sangsit.