Selular.ID – Pada MWC 2022 beberapa perusahaan teknologi perkenalkan produk tercanggihnya, berbeda dengan HMD yang justru membawa Nokia dengan kelas entry level.
Hal ini dikarenakan Nokia tidak begitu ramai menjadi buah bibir, padahal branding dari Nokia sangat terkenal di Eropa.
Karena Nokia hanya membawa smartphone kelas bawah, yaitu C21 dan C21 Plus meski itu baik untuk dirilis.
Melalui laporan dari Android Authority, kepada Adam Ferguson, Head of Product Marketing, Global HMD, menegaskan bahwa produksi smartphone 800 USD/Rp11 Juta baginya tidak masuk akal.
Baca Juga: Nokia Juga Ditunjuk Sebagai Vendor Perluasan Jaringan 5G IOH
“Membuat ponsel seharga $800 tidak masuk akal bagi kami saat ini, maka Nokia tidak ingin terlibat dalam perang spesifikasi besar-besaran dengan pemain lain.” Ungkap Adam
Adam juga menambahkan lebih suka mendukung sesuatu yang sangat berbeda, dibanding dengan penjualan perangkat yang memiliki keunggulan.
Alasan HMD Global berhenti membuat perangkat Flagship, dikarenakan sepanjangan kuartal 2021 pasar smartphone , perusahaan telah melakukan segalanya.
Seperti Masuk kesetiap segmen harga, taklukkan segmen ponsel berfitur, berinovasi di kelas atas hingga berkembang di seluruh pasar global.
Semua terasa percuma karena HMD Global harus menghidupkan kembali nama yang sudah mati dengan membawa banyak nostalgia dan bahkan lebih banyak beban.
Apalagi hanya dengan sumber daya dari start-up kecil. Masa keruntuhan HMD pada masa sekitar rilis Nokia 9 Pureview pada tahun 2019.
Melihat pengiriman unit HMD dan pengumuman keuangan yang tidak jelas, jelas bahwa perusahaan mendapat pukulan besar pada 2019 yang terbawa hingga paruh pertama 2020.
Baca Juga: Nokia C21 Series Resmi Meluncur Punya Pilihan RAM 32GB dan 64GB
Perlahan-lahan, pengiriman meningkat keuangan menjadi lebih sehat, dan HMD telah untun selama enam kuartal.
Yaitu sejak Q3 2020, menjadi hal yang paling dibanggakan Berkat perubahan strateginya, HMD meraih keuntungan selama enam kuartal berturut-turut.
Q4 2021 adalah kuartal paling menguntungkan HMD hingga saat ini, dan menurut Strategy Analytics, HMD mengirimkan lebih banyak smartphone (3,2 juta unit) daripada di Q4 2019 (2,8 juta unit).
Pendapatan smartphone tumbuh 41% dari tahun ke tahun, dari 2020 hingga 2021, dan seluruh jumlah pengiriman perusahaan, termasuk smartphone berfitur, perlahan pulih dari penurunan besar-besaran pada tahun 2020.
Di balik kenaikan profitabilitas ini adalah perubahan strategi yang banyak dan pasukakritisi selama beberapa tahun terakhir