Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan budaya, adat – istiadat, tradisi dan termasuk juga jumlah suku asli yang menetap didalamnya. Namun, budaya di Indonesia tidak hanya berasal dari kebudayaan asli saja tetapi juga ada akulturasi dari budaya lainnya. Salah satu contoh akulturasi budaya Indonesia dengan budaya bangsa lainnya yang paling sering ditemui adalah akulturasi dengan budaya Tiongkok. Ketika pertemuan budaya asli Indonesia dengan budaya dari Tiongkok ini menyatu maka tak heran banyak masyarakat Indonesia yang disebut sebagai masyarakat peranakan Indonesia – Tiongkok.
Tidak hanya terlihat dari masyarakatnya saja namun juga terlihat dari adanya kebudayaan, adat istiadat, seni, bangunan yang turut dipengaruhi dari akulturasi dua budaya ini. Hampir di setiap wilayah di Indonesia bisa ditemui sebuah kawasan yang mayoritas isinya orang – orang peranakan Tiongkok – Indonesia sehingga sering kita dengar ada kawasan pecinan. Di Jakarta pun terdapat kawasan pecinan yang sudah sangat terkenal namanya sejak dulu. Siapa yang tidak tau Glodok? Chinatown Glodok atau Pecinan Glodok masuk dalam wilayah Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Kawasan ini menjadi tempat tinggal etnis Cina (Tiongkok) dan pusat bisnis serta sentra kuliner sejak dulu hingga saat ini. Di kawasan pecinan ini juga dapat ditemui bangunan – bangunan dengan gaya Tiongkok. Warna bangunannya di dominasi warna merah, kuning dan oranye. Biasanya bangunan tersebut digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha para etnis Cina. Misalnya membuka usaha toko kue, toko snack, toko obat Cina, toko elektronik, rumah makan, kedai, dll. Disana juga terdapat juga sebuah pusat perbelanjaan yakni Pasarjaya Glodok dan LTC Glodok.
Bagi kamu warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin berkeliling Glodok maka sempatkanlah mencoba wisata kuliner di sentra kuliner Chinatown Glodok ini. Aneka makanan dan minuman dengan sentuhan rasa khas Negeri Gingseng beserta nuansa Chinatown akan melengkapi wisata kuliner kalian. Kali ini Wisato.id akan memberikan rekomendasi kulinernya untuk mempermudah kamu menentukan pilihan. Yuk, simak ulasannya dibawah ini!
Wisata kuliner yang satu ini wajib kamu datangi ketika berada di Chinatown Glodok. Bentuknya seperti kedai kopi sederhana namaun rasa yang disajikan tak kalah dengan kuliner bintang lima. Kopi Es Tak Kie sudah ada sejak tahun 1927, artinya hampir satu abad umur dari kedai ini. Awalnya seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong lah yang membuka usaha ini. Kini, kedai sederhana di Gang Gloria Chinatown Glodok ini dikelola oleh Bapak Latief Yulus yang merupakan generasi ketiga.
Nuansa jadul sangat terasa di kedai kopi ini apalagi interior dan hiasan dindingnya sangat mendukung sekali. Menu utama yang ditawarkan pastinya secangkir Es Kopi atau Kopi Panas. Ada Kopi Hitam Takkie, Kopi Susu Takkie, Kopi Hitam Tak Tak dan Kopi Susu Tak Tak. Kopi Takkie adalah kopi lampung dengan tingkat medium sedangkan Kopi Tak Tak adalah kopi padang dengan tingkat strong.
Pecinta kopi wajib memesan Kopi Tak Tak baik panas atau yang disajikan dengan es. Selain itu ada juga menu makanan seperti Nasi Campur Babi, Baso Goreng Babi, Siomay Babi, Kerupuk Kulit Babi, Mie, Bihun, Kwetiaw dan Locupan. Bagi kamu yang Muslim tak perlu khawatir karena menu mie, bihun dan kwetiaw bisa dipesan dengan daging ayam atau baso sapi. Harganya cukup terjangkau yakni Rp 22.000-Rp 28.000 saja untuk menu kopi dan Rp 15.000-Rp 55.000 untuk meni makanan. Sebaiknya kamu datang antara pukul 7 pagi-2 siang karena kedai ini tidak buka sampai malam. Kopi Es Tak Kie hanya buka selama 7 jam per hari dan pastinya selalu ramai dikunjungi pecinta kopi.
Kuliner yang satu ini berbeda dari rekomendasi sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa Pantjoran Tea House ini bukanlah street food karena bentuknya adalah sebuah restoran. Rasanya tak perlu diragukan lagi, menunya pun beraneka macam. Mulai dari sajian teh sebagai minuman utama, aneka dimsum, sup ayam gingseng, sup asparagus, sup ikan, ayam sayur asin, ayam kung po, sapi lada hitam, sapo terong ayam, aneka seafood, nasi goreng buah bit, kwetiaw dan mie goreng pecinan. Selain itu terdapat juga menu sarapan pagi serba 38 ribu seperti nasi hainan, bakso gepeng glodok, nasi tim, mie ayam patekoan dan baso ikan fuzhou.
Sesuai dengan namanya, aneka teh yang tersedia disini beragam jenisnya dan lengkap. Ada teh hijau, teh oolong Cina, teh oolong Taiwan, teh oolong Indonesia, teh merah, teh putih, pu’er tea dan premium tea. Semua jenis teh berikut masih ada jenis turunannya lagi dan rasanya berbeda-beda walau dari satu jenis yang sama. Harganya mulai dari Rp 32.000 untuk semua jenis dimsum, Rp 50.000 – Rp 110.000 untuk menu makanan berat dan Rp 120.000 – Rp 200.000 untuk sajian utama yakni aneka jenis teh.
Mungkin sebagian dari kamu bakal tertawa mendengar nama kuliner yang satu ini, ya? Tapi memang itu benar adanya, kuliner ini asalnya dari Singkawang. Dinamakan bakmi loncat karena koki yang memasak bakmi biasanya akan melempar-lemparkan bakmi yang sudah direbus ke atas udara. Bakmi Loncat Elda adalah salah satu kuliner di Chinatown yang wajib kamu coba! Menawarkan aneka mie, bihun, kwetiaw dan locupan dengan pilihan topping ayam, babi cincang, babi merah. Ada juga nasi tim, nasi campur, otak-otak, sate babi, siomay babi, suikiaw, gohiong, bakso goreng dan pangsit goreng. Minuman yang paling cocok untuk menikmati sajian dari Bakmi Loncat Elda adalah Es Liang Teh.
Oiya, sedikit info terkait locupan yakni mie pendek seukuran jari dengan tekstur tebal ditengah dan tipis diujungnya. Harganya terjangkau yakni mulai dari Rp 26.000- Rp 38.000 untuk menu mie, bihun, kwetiaw atau locupan. Sedangkan untuk aneka nasi dan makanan ringan lainnya mulai dari Rp 4.000-Rp 50.000 saja.
Rumah makan yang berada di Jalan Kemenangan Raya No.56, Chinatown Glodok ini hanya buka Selasa-Minggu sedangkan pada hari Senin libur. Jam operasionalnya mulai dari pukul 6 pagi-4 sore.
Warung makan sederhana ini hanya menawarkan dua menu utama saja. Ada Laksa Bogor dan Mie Belitung dengan rasa masing-masing mirip namun beda penyajian. Semangkuk laksa berisi bihun putih, toge, telor, daun kemangi dan daun bawang. Semua isian bercampur dengan siraman kuah kuning laksa yang beraroma wangi. Kuah laksa buatan “Lao Hoe” ini tidak terlalu encer dan rasanya segar. Sedangkan untuk semangkuk Mie Belitung isiannya ada mie kuning, irisan tahu, timun, kentang, toge dan kerupuk udang. Seluruh isian tersebut akan disiram dengan kuah yang tak begitu kental dan rasanya agak manis. Harga seporsi Laksa Bogor dan Mie Belitung yakni Rp 43.000, bisa juga memesan Laksa Lontong dengan harga Rp 49.000.
Lokasi Laksa Lao Hoe ada di Jl. Pancoran No.10, Chinatown Glodok yang berjarak hanya 550 meter dari Gapura Chinatown.
Kuotie merupakan kuliner yang biasa disajikan saat Imlek. Terbuat dari kulit pangsit dengan isian udang, ayam, daging dan sayuran. Kuotie Akin menjual kuotie dengan isian daging babi cincang dan sayur. Bagi kamu yang Muslim wajib berhati-hati dengan kuliner ini. Untuk seporsi kuotie harganya Rp 40.000 saja dengan isi 10 pcs. Di meja makan sudah tersedia saus sambal, cabai cair dan bawang putih yang sudah dihancurkan sampai halus sebagai pendamping makan kuotie ini.
Walaupun warung makan Kuotie Akin ini terkesan sangat sederhana, sedikit tertutup dan sempit namun cita rasa khasnya sangat lezat dan pastinya cukup mengenyangkan.