Ikut serta di rally Pikes Peak, adalah cara pabrikan otomotif meraih prestasi sekaligus ajang promosi. Ya, prestise dan level tantangannya jelas beda, tak seperti balap rally yang biasa kita lihat. Pikes Peak adalah balapan level dewa dan usia gelarannya pun sudah 1 abad. Alpine, pabrikan asal Perancis yang juga bukan pemain baru di kancah rally pun merasa tertantang untuk mencicipi trek Pikes Peak.
Sebuah mobil balap A110 Pikes Peak telah disiapkan oleh Alpine untuk berlaga di event Pikes Peak International Hill Climb pada Juni mendatang. Mobil ini akan dipiloti oleh pereli asal Perancis, Raphaël Astier. Hmm, seperti apa mobilnya?
Dalam menggarap rancang bangun mobil yang bakal diterjunkan, Alpine menggandeng Signatech. Aerodinamika dan gaya tekan gravitasi alias downforce jadi salah satu kunci penting di balapan Pikes Peak. Oleh sebab itu, Alpine A110 versi Pikes Peak dibekali desain body kit khusus.
Tak hanya sirip splitter pemecah angin, pada bagian depan juga dilengkapi deflektor. Sayap dan sirip diffuser pembias angin di bagian belakang pun ukurannya luwayan besar. Demikian pula dengan panel side skirt yang dipasang pada mobil ini, desainnya berbeda dari body kit Alpine A110 GT4. Desain body kit khususnya bagian belakang diadopsi dari mobil balap Le Mans.
Karena kadar oksigen di gunung Pikes Peak terbilang minim, pada bagian atap mobil dipasangi corong udara. Aliran udara yang ditampung tak hanya berfungsi sebagai pendingin dan jadi pasokan udara ekstra ke mesin, tapi juga dialirkan ke kokpit.
Velg yang dibekalkan pun model khusus, dibalut ban slick dengan grip yang sangat menggigit ke trek. Tak diungkap seperti apa detail dari kokpit yang ada di balik body berkelir kombinasi biru, putih, hitam dan gradasi warna merah ini. Namun seperti umumnya mobil rally, kokpit sangat penuh dengan perabot esensial.
Jok balap plus sabuk pengaman khusus serta kerangkeng pipa tubular sesuai standar regulasi FIA adalah hal wajib. Selebihnya adalah perangkat GPS, radio komunikasi dan telemetri, panel dengan beraneka tombol serta tabung APAR dan oksigen. Hanya dibekali perangkat yang perlu saja guna mengurangi bobot.
Dengan body dan sasis berbobot ringan plus perabot ‘minim’ pada kokpit, mobil ini bobotnya hanya 950 kg. Sekitar 132 kg lebih ringan dari A110 R standar versi jalan raya.
Keikutsertaan Alpine di balap Pikes Peak adalah proyek prestisius. Renault Group sebagai induk perusahaan pun mendukung penuh. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Alpine, terutama dari segi pendanaan, R&D maupun teknologi.
Berlanjut ke sasis, suspensi dan mesin. Melibas 156 tikungan di jalan pegunungan yang menanjak ekstrem pada kecepatan tinggi bukan urusan sepele. Trek sepanjang 19,93 km itu harus bisa dilumat dalam hitungan menit saja.
Sayangnya untuk area yang kami sebutkan di atas masih dirahasiakan oleh pabrikan. Hanya dikatakan bahwa mesin yang dibopong tenaganya lebih dari 500 hp.
Sebagai perbandingan, mesin 4-silinder 1.8-liter turbo dari Alpine A110 Rally, outputnya di kisaran 330 hp. Mobil ini membawa Raphaël Astier menjadi juara FIA R-GT Cup tahun 2022. Apakah mobil ini menggunakan versi upgrade dari mesin A110 Rally? Atau justru mesin 1.6 liter-turbo V6 (RE22) dari mobil balap F1 Alpine-Renault?
Serangkaian uji coba teknis telah dilakukan Alpine di trek pegunungan Dróme dan Val Thorens di Perancis. Sesi uji tambahan pada 25 dan 26 April lalu di Lurcy-Lévis, Aubagne, Perancis hasilnya pun dikabarkan cukup meyakinkan.
Pada gelaran Pikes Peak International Hill Climb yang 25 Juni 2023 mendatang di Colorado, Amerika Serikat, Alpine A110 Pikes Peak akan berlaga di kategori Time Attack 1. Akankah Raphaël Astier mampu mencetak sejarah bagi Alpine dan merebut mahkota juara? Bakal jadi 19,93 km yang sangat panjang serta menegangkan bagi Alpine dan juga Astier.