Suara.com – Tren hidup berkelanjutan sedang berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya diimplikasikan melalui cara berpakaian yang mulai beralih ke material ramah lingkungan, tren thrifting, upcycle, hingga reuse. Tren ini juga disambut oleh brand fesyen SukkhaCitta, sebagai salah satu pelopor perusahaan sosial yang menggunakan mode untuk menciptakan perubahan signifikan di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia.
SukkaCitta sendiri telah memperoleh sertifikasi B Corp dari organisasi nirlaba B Lab pada tahun 2022 ini. Sertifikasi B Corp hanya diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki standar tertinggi dan kekuatan untuk mendorong perubahan positif dalam bidang sosial dan lingkungan dengan menerapkan transparansi publik, akuntabilitas hukum, serta memiliki tanggung jawab dalam menyeimbangkan tujuan sosial dan laba.
Menurut Founder dan CEO SukkhaCitta, Denica Riadini-Flesch, sertifikasi tersebut sekaligus menjadikan SukkhaCitta sebagai brand fesyen pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi B-Corp.
Setelah 6 tahun berjalan secara daring, SukkhaCitta kini resmi menghadirkan toko pertamanya di pusat perbelanjaan ASHTA di bilangan Jakarta Selatan, sebagai upaya untuk menjembatani langsung antara konsumen dengan perempuan pengrajin serta petani di desa untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
Baca Juga:
Jakcloth Summer Online Festival Siap Digelar, Hadirkan Promo Kaos Cuma Rp50 Ribuan
Sebelumnya, SukkhaCitta mengadakan pameran edukasi untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan pemberdayaan perempuan di desa kepada publik yang bertajuk KAPAS pada April 2022, yang menarik minat sebanyak 20.000-30.000 pengunjung, serta diliput oleh 40+ media di Indonesia dan Singapura.
Sejak didirikan pada tahun 2016, SukkhaCitta secara konsisten mengutamakan praktik kerja yang sehat bagi para pengrajin dan petani, untuk mendapatkan upah yang layak serta merawat bumi melalui regenerative farming. Dimulai dari 3 Ibu-Ibu di desa, kini lebih dari 1,500 kehidupan juga turut merasakan dampaknya.
Mengusung konsep Farm-to-Closet, SukkhaCitta berguru kepada para Ibu-Ibu di desa untuk menciptakan pakaian menggunakan material dan proses alami,salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian.
Selain itu, SukkhaCitta juga menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari, sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100% dapat ditelusuri asalnya.
Baca Juga:
Studi Psikolog AS: Lelaki yang Gemar Pamer Brand Mewah Lebih Cenderung Mudah Selingkuh